• Home
  • Posts RSS
  • Comments RSS
  • Edit
  • English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

    Kebudayaan Jawa Barat

    Minggu, 19 Mei 2013


    Provinsi Jawa Barat adalah provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia. Bandung sebagai ibu kota provinsi, merupakan kota dengan jumlah penduduk terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya.

    Sebagian penduduk Jawa Barat adalah Suku Sunda. Selain itu, ada campuran Sunda dengan Jawa di pantai utara Cirebon serta sebagian kecil pesisir Indramayu. Mata pencaharian penduduk Jawa Barat yang utama adalah bertani. Bertaninya pun bermacam-macam. Ada yang bertani padi, sayur-sayuran, buah-buahan, dan bunga-bungaan. Selain itu, di daerah Jawa Barat juga banyak terdapat perkebunan teh, cengkih, tebu, dan kina.

    Kebudayaan masyarakat Jawa Barat terpengaruh dari 4 sumber, yaitu Hindu/Budha, Islam, Jawa, dan kebudayaan barat. Ini dapat dilihat dari upacara yang disertai membakar kemenyan (pengaruh Hindu), doa-doa menurut agama Islam, pakaian pernikahan tanpa baju dan berbentuk wayang orang (pengaruh Jawa Tengah), dan pemberian kado serta hidangan prasmanan model Belanda.
    Banyak yang harus kita pelajari dari kebudayaan yang ada di Jawa Barat. Jika kita merasa bahwa Budaya Jawa Barat merupakan bagian dari negara Indonesia, tidak ada salahnya mengenal Kebudayaan Jawa Barat.
    Provinsi jawa barat memiliki filosofi yang patut di acungi jempol, diantaranta adalah Silih Asah
    Silih Asih dan Silih Asuh. Ketiga filosofi tersebut merupakan filsafat hidup yang di pegang penduduk asli Jawa barat. Dan kebudayaan Jawa Barat lebih kita kenal sebagai Sunda yang ber ibukota di Bandung.

    Maksud dan arti filosofi tersebut adalah menimbulkan sifat dan sikap untuk untuk saling mengasuh , saling mengasihi dan saling berbagi pengetahuan dan pengalaman antar sesama. Masyarakat Jawa Barat memiliki keluhuran akal budi yang di landasi oleh filsafat tersebut. Agak berbeda dengan kebudayaan masyarakat lain di Nusantara, Masyarakat jawa barat yang berbahasa sunda sangat dipengaruhi budaya yang berakar pada nilai-nilai yang berasal dari tradisi masyarakat setempat. Dan dalam interaksi sosial, masyarakat di di jawa barat menganut falsafah seperti yang sudah di sebutkan tadi.

    Rasa persaudaraan menciptakan keakraban masyarakat Sunda dengan lingkungan sehingga tampak dari bagaimana masyarakat Jawa Barat, khususnya yang tinggal di pedesaan, mereka memelihara kelestarian lingkungan dengan cara penuh kerja sama dengan warga setempat. Sehingga di provinsi Jawa Barat ini banyak muncul masyarakat yang atas inisiatifnya sendiri dapat memelihara lingkungan alam mereka.

    Dalam kehidupan beragama, masyarakat di jawa barat relatif dikenal sebagai masyarakat yang sangat agamis dan relijius, dan memegang teguh nilai-nilai agama yang di anut di yakini yakni agama Islam. Sebagian besar penduduk jawa barat memeluk agama islam, disusul Kristen (Katolik dan Protestan), Hindu, Budha, dan lainnya.

    Sebagian besar budaya Jawa Barat didominasi suku Sunda dan adat tradisionalnya yang penuh khasanah Bumi Pasundan menjadi cermin kebudayaan di jawa barat. Untuk melestarikan budaya Jawa Barat, pemerintah daerah menetapkan 12 desa budaya, yakni desa khas yang di tata untuk kepentingan melestarikan budaya dalam bentuk adat atau rumah adat.
    Macam macam seni dan budaya masyarakat Sunda, Jawa Barat :

    1. Pakaian Adat/Khas jawa Barat
    Suku sunda mempunyai pakaian adat/tradisional yang sangat terkenal, yaitu kebaya. Kebaya merupakan pakaian khas Jawa Barat yang sangat terkenal, sehingga kini kebaya bukan hanya menjadi pakaian khas sunda saja tetapi sudah menjadi pakaian adat nasinal. Itu merupakan suatu bukti bahwa kebudayaan daerah merupakan bagian dari kebudayaan nasional.

    2. Kesenian Khas Jawa Barat

    a. Wayang Golek
    Wayang Golek merupakan kesenian tradisional dari Jawa Barat yaitu kesenian yang menapilkan dan membawakan alur sebuah cerita yang bersejarah. Wayang Golek ini menampilkan golek yaitu semacam boneka yang terbuat dari kayu yang memerankan tokoh tertentu dalam cerita pawayangan serta dimainkan oleh seorang Dalang dan diiringi oleh nyanyian serta iringan musik tradisional Jawa Barat yang disebut dengan degung.

    b. Jaipong
    Jaipong merupakan tarian tradisional dari Jawa Barat, yang biasanya menampilkan penari dengan menggunakan pakaian khas Jawa Barat yang disebut kebaya, serta diiringi musik tradisional Jawa Bart yang disebut Musik Jaipong.
    Jaipong ini biasanya dimainkan oleh satu orang atau sekelompok penari yang menarikan berakan – gerakan khas tari jaipong.

    c. Degung
    Degung merupakan sebuah kesenian sunda yang biasany dimainkan pada acara hajatan. Kesenian degung ini digunakan sebagai musik pengiring/pengantar.
    Degung ini merupakan gabungan dari peralatan musik khas Jawa Barat yaitu, gendang, goong, kempul, saron, bonang, kacapi, suling, rebab, dan sebagainya.
    Degung merupakan salah-satu kesenian yang paling populer di Jawa Barat, karena iringan musik degung ini selalu digunakan dalam setiap acara hajatan yang masih menganut adat tradisional, selain itu musik degung juga digunakan sebgai musik pengiring hampir pada setiap pertunjukan seni tradisional Jawa Barat lainnya.

    d. Rampak Gendang
    Rampak Gendang merupakan kesenian yang berasal dari Jawa Barat. Rampak Gendang ini adalah pemainan menabuh gendang secara bersama-sama dengan menggunakan irama tertentu serta menggunakan cara-cara tertentu untuk melakukannya, pada umumnya dimainkan oleh lebih dari empat orang yang telah mempunyai keahlian khusus dalam menabuh gendang. Biasanya rampak gendang ini diadakan pada acara pesta atau pada acara ritual.

    e. Calung
    Di daerah Jawa Barat terdapat kesenian yang disebut Calung, calung ini adalah kesenian yang dibawakan dengan cara memukul/mengetuk bambu yang telah dipotong dan dibentuk sedemikian rupa dengan pemukul/pentungan kecil sehingga menghasilkan nada-nada yang khas.
    Biasanya calung ini ditampilkan dengan dibawakan oleh 5 orang atau lebih. Calung ini biasanya digunakan sebagai pengiring nyanyian sunda atau pengiring dalam lawakan.


    f. Pencak Silat
    Pencak silat merupakan kesenian yang berasal dari daerah Jawa Barat, yang kini sudah menjadi kesenian Nasional.
    Pada awalnya pencak Silat ini merupakan tarian yang menggunakan gerakan tertentu yang gerakannya itu mirip dengan gerakan bela diri. Pada umumnya pencak silat ini dibawakan oleh dua orang atau lebih, dengan memakai pakaian yang serba hitam, menggunakan ikat pinggang dari bahan kain yang diikatkan dipinggang, serta memakai ikat kepala dari bahan kain yang orang sunda menyebutnya Iket.
    Pada umumnya kesenian pencaksilat ini ditampilkan dengan diiringi oleh musik yang disebut gendang penca, yaitu musik pengiring yang alat musiknya menggunakan gendang dan terompet.

    g. Sisingaan
    Sisingaan merupakan kesenian yang berasal dari daerah Subang Jawa barat. Kesenian ini ditampilkan dengan cara menggotong patung yang berbentuk seperti singa yang ditunggangi oleh anak kecil dan digotong oleh empat orang serta diiringi oleh tabuhan gendang dan terompet. Kesenian ini biasanya ditampilkan pada acara peringatan hari-hari bersejarah.

    h. Kuda Lumping
    Kuda Lumping merupakan kesenian yang beda dari yang lain, karena dimainkan dengan cara mengundang roh halus sehingga orang yang akan memainkannya seperti kesurupan. Kesenian ini dimainkan dengan cara orang yang sudah kesurupan itu menunggangi kayu yang dibentuk seperti kuda serta diringi dengan tabuhan gendang dan terompet. Keanehan kesenian ini adalah orang yang memerankannya akan mampu memakan kaca serta rumput. Selain itu orang yang memerankannya akan dicambuk seperti halnya menyambuk kuda. Biasanya kesenian ini dipimpin oleh seorang pawang.
    Kesenian ini merupakan kesenian yang dalam memainkannya membutuhkan keahlian yang sangat husus, karena merupakan kesenian yang cukup berbahaya.

    i. Bajidoran
    Bajidoran merupakan sebuah kesenian yang dalam memainkannya hampir sama dengan permainan musik modern, cuma lagu yang dialunkan merupakan lagu tradisional atau lagu daerah Jawa Barat serta alat-alat musik yang digunakannya adalah alat-alat musik tradisional Jawa Barat seperti Gendang, Goong, Saron, Bonang, Kacapi, Rebab, Jenglong serta Terompet.
    Bajidoran ini biasanya ditampilkan dalam sebuah panggung dalam acara pementasan atau acara pesta.

    j. Cianjuran
    Cianjuran merupakan kesenian khas Jawa Barat. Kesenian ini menampilkan nyanyian yang dibawakan oleh seorang penyanyi, lagu yang dibawakannya pun merupakan lagu khas Jawa Barat. Masyarakat Jawa Barat memberikan nama lain untuk nyanyian Cianjuran ini yaitu Mamaos yang artinya bernyanyi.

    k. Kacapi Suling
    Kacapi suling adalah kesenian yang berasal dari daerah Jawa Barat, yaitu permainan alat musik tradisional yang hanya menggunakan Kacapi dan Suling. Kacapi suling ini biasanya digunakan untuk mengiringi nyanyian sunda yang pada umumnya nyanyian atau lagunya dibawakan oleh seorang penyanyi perempuan, yang dalam bahasa sunda disebut Sinden.

    l. Reog
    Di daerah Jawa Barat terdapat kesenian yang disebut Reog, kesenian ini pada umumnya ditampilkan dengan bodoran, serta diiringi dengan musik tradisional yang disebut Calung. Kesenian ini biasanya dimainkan oleh beberapa orang yang mempunyai bakat melawak dan berbakat seni. Kesenian ini ditampilkan dengan membawakan sebuah alur cerita yang kebanyakan cerita yang dibawakan adalah cerita lucu atau lelucon.
    [source]
    http://indonesia-liek.blogspot.com/2010/10/kebudayaan-jawa-barat.html
    http://indonesia-liek.blogspot.com/2011/08/kebudayaan-sunda-macam-macam-budaya.html
    http://carapedia.com/kebudayaan_kehidupan_masyarakat_jawa_barat_info1870.html

    KEPERCAYAAN, RITUAL DAN PANDANGAN HIDUP ORANG JAWA

    Sabtu, 11 Mei 2013

    PENDAHULUAN

    Jangan melupakan bagian dari negara kesatuan republik indonesia yang menyimpan banyak hal menarik. Hingga banyak peneliti terkemuka berupaya mengetahui sejarah dan budaya yang ada. Contoh saja suku jawa dan segala peradaban yang berkembang di dalamnya. Namun aneh, jika seseorang yang mengaku dirinya orang jawa merasa “pekewuh” jika dijadikan objek penelitian. Ada beberapa alasan yang mendasar, mengapa kita perlu mengetahui budaya jawa.
    Pertama, seperti modern ini yaitu keterasingan masyarakat jawa terhadap nilai-nilai yang ada pada jawa itu sendiri. Tidak wajar jika kita tahu tentang dunia yang luas ini dengan segala hiruk-pikuknya namun kita melupakan kearifan dan kehalusan jawa.
    Kedua, lebih bersifat teoritis, etika falsafi masa kini hampir secara eksklusif dikembangkan pada latar belakang penghayatan moral, bukan penghayatan pada suatu sistem dari yang cukup berbeda akan dapat membantu memecahkan masalah pada masa sekarang.
    Kepercayaan dan pandangan hidup orang jawa, merupakan sebuah tema menarik yang perlu dikaji karena memuat banyak hal yang kurang diperhatikan akan tetapi nilai pandangan hidup ini dianggap sebagai kebudayaan asing yang kita adopsi dari agama, suku atau bahkan bangsa lain.
    Dalam masyarakat jawa umumnya ada juga kebiasaan-kebiasaan yang sering dilakukan terutama pada masyarakat islam khususnya. Hal ini tidak lepas dari peran agama yang di anut oleh masyarakat jawa itu sendiri, tradisi-tradisi itu di pertahankan karena sudah terinternalisasi dari nenek moyang pada jaman dahulu ketika ajaran islam belum masuk.
             II.      RUMUSAN MASALAH
    Untuk lebih memfokuskan pembahasan tema kali ini, maka kami buat rumusan masalah.
    1.      apa dan bagaimana kepercayaan orang jawa ?
    2.      bagaimana pandangan hidup orang jawa ?
    3.      ritual apa saja yang ada dalam masyarakat jawa ?
          III.      PEMBAHASAN
    A.Kepercayaan orang jawa
    “kepercayaan” berasal dari kata “percaya” adalah gerakan hati dalam menerima sesuatu yang logis dan bukan logis tanpa suatu beban atau keraguan sama sekali kepercayaan ini bersifat murni. Kata ini mempunyai kesamaan arti dengan keyakinan dan agama akan tetapi memiliki arti yang sangat luas.
    Kepercayaan-kepercayaan dari agama hindu, budha, maupun kepercayaan dinamisme dan animisme itulah yang dalam proses perkembangan islam berinterelasi dengan kepercayaan-kepercayaan dalam islam.
    “orang jawa” adalah orang yang berpenduduk asli jawa tengah dan jawa timur yang berbahasa jawa atau orang yang bahasa ibunya adalah bahasa jawa.
    Membahas mengenai kepercayaan orang jawa sangatlah luas dan meliputi berbagai aspek yang bersifat magic atau ghaib yang jauh dari jangkauan kekuatan dan kekuasaan mereka. Masyarakat jawa jauh sebelum agama-agama masuk, mereka sudah meyakini adanya tuhan yang maha esa dengan berbagai sebutan diantaranya adalah “gusti kang murbeng dumadi” atau tuhan yang maha kuasa yang dalam seluruh proses kehidupan orang jawa pada waktu itu  selalu berorientasi pada tuhan yang maha esa. Jadi, orang jawa telah mengenal  dan mengakui adanya tuhan jauh sebelum agama masuk ke jawa ribuan tahun yang lalu dan sudah menjadi tradisi sampai saat ini yaitu agama kejawen yang merupakan tatanan “pugaraning urip” atau tatanan hidup berdasarkan pada budi pekerti yang luhur.
    Keyakinan terhadap tuhan yang maha esa pada tradisi jawa diwujudkan berdasarkan pada sesuatu yang nyata, riil atau kesunyatan yang kemudian direalisasikan pada tata cara hidup dan aturan positif dalam kehidupan masyarakat jawa, agar hidup selalu berlangsung dengan baik dan bertanggung jawab
    Kejawen adalah sebuah kepercayaan atau mungkin boleh dikatakan agama yang terutama yang dianut di pulau jawa dan suku bangsa lainnya yang menetap di jawa.
    Agama kejawen sebenarnya adalah nama sebuah kelompok kepercayaan-kepercayaan yang mirip satu sama lain dan bukan sebuah agama yang terorganisir seperti agama islam atau agama kristen.
    Ciri khas dari agama kejawen adalah adanya perpaduan antara animisme, agama hindu dan budha. Namun pengaruh agama islam dan agama kristen. Nampak bahwa agama ini adalah sebuah kepercayaan sinkretisme.
    Pengamatan Geetz tentang mojokuto terkait profesi penduduk setempat. Penggolongan penduduk menurut pandangan masyarakat mojokuto berdasarkan kepercayaan, profesi, etnis dan pandangan politik dan di temukannya tiga inti struktur sosial yakni desa, pasar dan birokrasi pemerintah yang mencerminkan tiga tipe kebudayaan abangan, santri dan priyayi.
    1.      Varian Abangan
    Struktur sosial desa biasanya diasosiasikan kepada para petani, pengrajin dan buruh kecil yang penuh dengan tradisi animisme upacara slametan, kepercayaan terhadap makhluk halus, tradisi pengobatan, sihir dan menunjuk kepada seluruh tradisi keagamaan abangan
    Bagi sistem keagamaan jawa slametan, merupakan hasil tradisi yang menjadi perlambang kesatuan mistis dan sosial di mana mereka berkumpul dalam satu meja menghadirkan semua yang hadir dan ruh yang gaib untuk memenuhi setiap hajat orang atas suatu kejadian yang ingin diperingati, ditebus atau dikuduskan.
    Dalam tradisi slametan dikenal adanya siklus slametan : 1) yang berkisar krisis kehidupan 2) yang berhubungan dengan pola hari besar islam namun mengikuti penanggalan jawa 3) yang terkait dengan intregasi desa 4) slametan untuk kejadian yang luar biasa yang ingin dislameti. Kesemuanya betapa slametan menempati setiap proses kehidupan dunia abangan. Slametan berimplikasi pada tingkah laku social dan memunculkan keseimbangan emosional individu karena telah dislameti.
    2.      Varian Santri
    Mojokuto yang berdiri pada pertengahan akhir abad ke-19, jamaah muslimnya terkristal dalam latar abangan yang umum. Sementara mereka yang terdiri dari kelas pedagang dan banyak petani muncul dari utara jawa memunculkan varian santri. Perbedaan yang mencolok antara abangan dan santri adalah jika abangan tidak acuh terhadap doktrin dan terpesona pada upacara. Sementara santri lebih memiliki perhatian terhadap doktrin dan mengalahkan aspek ritual islam yang menipis.
    Untuk mempertahankan doktrin santri, mereka mengembangkan pola pendidikan yang khusus dan terus menerus. Di antaranya pondok (pola santri tradisional), langgar dan masjid (komunitas santri lokal), kelompok tarekat (mistik islam tradisional) dan sistem sekolah yang diperkenalkan oleh gerakan modernis. Kemudian memunculkan varian pendidikan baru dan upaya santri memasukan pelajaran doktrin padasekolah negeri.
    3.      Varian Priyayi
    Dalam kebudayaan jawa, istilah priyayi atau berdarah biru merupakan satu kelas sosial yang mengacu kepada golongan bangsawan. Suatu golongan tertinggi dalam masyarakat karena memiliki keturunan dari keluarga kerajaan.
    Kelompok ini menunjuk pada elemen hinduisme lanjutan dari tradisi keraton hindu-jawa. Sebagai halnya keraton, maka priyayi lebih menekankan pada kekuatan sopan santun yang halus, seni tinggi dan mistisme intuitif dan potensi sosialnya yang memenuhi kebutuhan kolonial Belanda untuk mengisi birokrasi pemerintahannya.
    Kepercayaan-kepercayaan religius para abangan merupakan campuran khas penyembahan unsur-unsur alamiah secara animis yang berakar dalam agama-agama hinduisme yang semuanya telah ditumpangi oleh ajaran islam.
    B. Pandangan hidup orang jawa
    Yang di maksud pandangan hiduporang jawa adalah pandangan secara keseluruhan dari semua keyakinan deskriptif tentang realita kehidupan yang dihadapi oleh manusia sangat bermakna dan diperoleh dari berbagai pengalaman hidup.
    Berdasarkan hasil penelitian parsudi suparlan di suriname (1976) bahwa orang jawa berprinsip “sangkan paraning dumadi” (dari mana manusia berasal, apa dan siapa dia pada masa kini dan kemana arah tujuan hidup yang dijalani dan ditujunya).
    Prinsip ini menyangkut dua hal, yaitu konsep eksistensi manusia di dunia dan konsep tempat manusia di dunia.
    Masyarakat jawa dengan segala pandangan hidupnya memiliki karakteristik budaya yang khas, sesuai dengan kondisi masyarakatnya. Pada garis besarnya pandangan hidup orang jawa dapat dibedakan menjadi du bagian yaitu pandangan lahir dan pandangan batin. Pandangan lahir terkait dengan kedudukan seseorang sebagai makhluk individu dan sosial, sedangkan pandangan batin berkaitan dengan kedudukan seseorang sebagai makhluk individu dan sosial. Dalam hal ini pandangan jawa memiliki kaidah-kaidah yang di identifikasikan berdasarkan ungkapan-ungkapan budaya sebagai pengejawantahan nilai-nilai budaya yang didukung oleh masyarakatnya. Sebaliknya, pandangan batin terkait dengan persoalan-persoalan yang bersifat supranatural akan tetapi menduduki tempat yang penting dalam sistem budaya jawa.
    Terdapat system yang menuntut untuk meminimalisasi kepentingan-kepentingan yang bersifat individu, hal tersebut didasarkan pada semangat komunal akan tetapi secara individu, seseorang di tuntut untuk memiliki kepercayaan yang kuat serta tekad dalam memperjuangkan hidup (jujur da nerimo). Ungkapan diatas merupakan kristalisasi atau bahan untuk membaca semangat hidup agar mampu menempatkan diri sebagai individu guna menjaga keberadaan kehidupan.
    Secara sosial, orang jawa memiliki orientasi utama yaitu dengan menciptakan sikap yang mulia terhadap orang lain. Untuk menciptakan hal tersebut banyak orang jawa yang menghindari sikap adigang adigung, adiguna sre dengki, panas elen, wedi isin, eling lan waspodo, serta menciptakan hubungan sosial yang harmoni. Dalam hal ini melibatkan norma social seperti rukun. Tepo sliro, jujur, andap ashor dan sebagainya.
    Sebenarnya tujuan serta pandangan orang jawa itu sama, yaitu untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin bagi anggotanya. Kebahagiaan tersebut diwujudkan sebagai hidup sejahtera, cukup sandang pandang, tempat tinggal aman dan tenteram. Hubungan masyarakat jawa adalah pengejawantahan yang lebih lanjut dari manusia didalam keluarga. Sedangkan hubungan dikeluarganya adalah pengejawantahan dari hubungan manusia sebagai pribadi dan orang lain.
    C. Ritual masyarakat jawa
    Sejak jaman awal islam, banyak sekali tradisi-tradisi yang dibirkan berlanjut tapi spirit (jiwa dan semangatnya) diubah atau disesuaikan dengan nilai-nilai islam, seperti tata cara perkawinan masyarakat Arab pra-islam banyak yang dilestarikan sekaligus diislamkan  bagian intinya. Ini yang oleh sementara ahli antrophologi budaya disebut sebagai “islamisasi tradisi” atau “islamisasi budaya”
    Dalam masyarakat jawa ada ritual atau tradisi yang dipertahankan misalnya dalam agama islam sendiri terdapat tradisi-tradisi seperti tahlilan, ziarah kubur, haul dan sebagainya. Kegiatan tersebut tidak lepas dari kepercayaan-kepercayaan yang dianut oleh sebagian masyarakat jawa khususnya masyarakat yang beragama islam.
    Ø   Tahlilan di lingkungan masyarakat islam
    Tahlil itu berasal dari kata hallala, yuhallilu, tahlilan, artinya membaca kalimah la ilaha illallah. Di masyarakat jawa sendiri berkembang pemahaman bahwa setiap ada pertemuan yang ada di dalamnya dibaca kalimah itu biasanya dilakukan di masjid, mushola, rumah, atau lapangan.
    Ø   Ziarah kubur atau mengunjungi makam
    Kebiasaan yang masih banyak kita lihat dan masih dipertahankan oleh masyarakat islam jawa adalah ziarah kubur. Sudah menjadi pemandangan umum di masyarakat kalau tidak kamis sore kadang jumat pagi. Hal ini dilakukan karena sejak agama islam belum masuk ke jawa masyarakat jawa pun melakukan ziarah kubur namun masih dalam kepercayaan hindu-budha.
    Ø   Haul
    Kata “haul” berasal dari bahasa Arab, artinya setahun. Peringatan haul berarti peringatan genap satu tahun. Biasanya peringatan-peringatan seperti ini kebanyakan dilakukan oleh masyarakat islam jawa, gema haul akan lebih terasa dahsyat apabila yang meninggal itu seorang tokoh kharismatik, ulama besar atau pendiri sebuah pesantren. Rangkaian acaranya biasanya dapat bervariasi , adapengajian, tahlil akbar, mujahadah, musyawarah.
           IV.      KESIMPULAN
    Sebelum agama-agama masuk beribu-ribu tahun lalu orang jawa mempercayai adanya tuhan yang diwujudkan melalui hal-hal yang nyata yang disebut agama kejawen yaitu perpaduan antara animisme, agama hindu dan budha. Namun pengaruh agama islam dan agama kristen, nampak agama ini adalah sebuah kepercayaan sinkretisme.
    Secara garis besar, orang jawa mempunyai tujuan yang sama yaitu mencapai kebahagiaan lahir dan batin melalui tepo seliro, unggah ungguhnya, menghormati orang lain dan selalu hidup berdampingan demi tercapainya tatanan masyarakat yang harmonis.
     http://ikper.blogspot.com/2013/05/kepercayaan-ritual-dan-pandangan-hidup.html

    (tugas 5) Pandangan hidup yang berasal dari keyakinan dan kepercayaan

    Jelaskan dasar pandangan hidup yang berasal dari keyakinan dan kepercayaan!
    Jawab:
                Menjadi dasar pandangan hidup yang berasal dari akal atau kekuasaan Tuhan, ada 3 aliran filsafat yaitu:
    a.    Aliran Naturalisme
    Hidup manusia itu dihubungkan dengan kekuatan gaib yang merupakan kekuatan tertinggi, kekuatan gaib itu dari natur dan itu dari Tuhan. Manusia adalah ciptaan Tuhan karena itu manusia mengabdi pada Tuhan melalui ajaran-ajaran agama.
    b.    Aliran Intelektualisme
    Dasar aliran ini adalah logika/akal (kalbu yang berpusat dihati) “hati nurani” maka keyakinan manusia itu bermula dari akal.
    c.    Aliran Gabungan
    Dasar aliran ini adalah kekuatan gaib yang berasal dari Tuhan sebagai dasar keyakinan sedangkan akal adalah dasar kebudayaan yang menentukan benar tidaknya sesuatu yang dinilai berdasarkan akal, baik sebagai logika berpikir maupun rasa/hati nurani. Apabila dasar keyakinan itu kekuatan gaib dari Tuhan dan akal berimbang maka akan menghasilkan pandangan hidup sosialisme-religius, kebijakan yang dikehendaki adalah kebijakan menurut logika berpikir dan dapat diterima hati nurani, semuanya itu berkat karunia Tuhan.
    http://ikper.blogspot.com/2013/05/tugas-5-ilmu-budaya-dasar-universitas.html

    (tugas 4) Pandangan hidup bagi manusia dan asalnya dari apa

    Apa yang dimaksud dengan pandangan hidup bagi manusia dan asalnya?
    Jawab:
                Pandangan hidup merupakan suatu pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia.
                Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.
    Pandangan hidup ada 3 macam:
    1.    Pandangan hidup yang berasal dari agama, yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya
    2.    Pandangan hidup yang berupa ideologi, yaitu disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada Negara.
    3.    Pandangan hidup berdasarkan renungan, yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
    http://ikper.blogspot.com/2013/05/tugas-4-ilmu-budaya-dasar-universitas.html